
MENCAPAI DOA YANG MUSTAJAB,
Jika kita ingin doa kita di dengar oleh Allah Azza Wajalla, Maka Kita
harus mengetahui bagaimana menjadikan doa kita mustajab. Untuk itu
selain kita harus tau adab dalam berdoa Kita juga harus mengetahui kapan
waktu yang mustajab untuk berdoa, dan kita juga harus mengenali hal hal
yang dapat menjadi penghalang terkabulnya doa kita.
Jadi Intinya ada 3 :
- Mengetahui adab berdoa sesuai tuntunan Syariat
- Menentukan waktu yang mustajab untuk berdoa
- Menghindari hal hal yang bisa menjadi penghalang doa
- Mengiringi doa dengan taubat dan sedekah
Disini akan diuraikan sedikit cara untuk mencapai doa yang mustajab,
bisa juga dikatakan sebagai strategi agar doa kita mustajab.
” STRATEGI AGAR DOA DOA KITA MUSTAJAB ”
Al Qur’an adalah sumber hukum dan ilmu pengetahuan yang tak pernah
kering untuk ditimba, penuh dengan pelajaran, di dalamnya terdapat
hikmah dan teladan. Salah satu isi pokok dari Al Qur’an adalah kisah
perjalanan kehidupan para nabi dan rasul serta orang-orang saleh dari
umat-umat sebelum nabi Muhammad SAW. Hikmah diceritakannya sirah
manusia-manusia pilihan itu tidak lain karena besarnya manfaat dari
keteladanan iman, sifat dan akhlaq mereka.
PADA WAKTU TENGAH MALAM ATAU AKHIR MALAM
Rasulullaah bersabda : pada tiap malam, tuhan kita turun ke langit dunia
ketika bersisa sepertiga malam yang akhir. Maka Allah berfirman:
“barangsiapa yang berdo’a kepada-ku, pasti akan ku-kabulkan, dan siapa
yang memohon kepada-ku, pasti akan ku-beri,dan siapa yang mohon ampun
kepada-ku pasti akan ku ampuni”. (
Hr.malik,
bukhari, muslhm, tirmidzi ). Bila telah lewat sebagian malam atau dua
pertiganya, akan turun ke langit dunia Allah Yang Maha Memberkati dan
Maha Tinggi, lalu berfirman: “tak seorang pun yang meminta pasti ia akan
ku-beri, tak ada seorang pun yang berdoa pasti ia akan dikabulkan, tak
ada seorang pun yang mohon ampun pasti ia akan Ku-ampuni”. Sehingga tiba
waktu shubuh. (Hr. Bukhari dan Muslim)
Sedekat-dekat Allah (tuhan) dari hamba-nya ialah di tengah malam. maka
dari itu, jika engkau mampu menjadi orang yang berdzikir kepada Allah
pada saat itu maka kerjakanlah, (Hr. Abu Dawud dan Tirmidzi)
SESUDAH SHALAT FARDHU
ditanyakan orang kepada Rasulullah: wahai Rasulullah, manakah doa yang
paling didengar Allah? rasulullah menjawab : doa di tengah malam dan doa
setelah shalat wajib . (Hr. Tirmidzi)
WAKTU HARI JUM’AT
Ada dua pendapat jumhur ulama dalam menentukan waktu ijabah pada hari
Jum’at, sebagian mengatakan waktu itu adalah pada saat khatib duduk
hingga selesainya pelaksanaan shalat Jum’at, pendapat ini berdasarkan
hadits yang diriwayatkan oleh imam Muslim dari sahabat Abu Musa Al
Asy’ari radhiyallohu anhu dimana beliau berkata saya telah mendengar
Rasulullah shalallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang waktu
ijabah, “Waktunya antara duduknya imam di atas mimbar hingga selesainya
pelaksanaan shalat Jumat”. Pendapat ini dipilih oleh Imam Muslim,
Baihaqi, Ibnul Arabi Al Maliki, Al Qurthubi, Imam Nawawi, dll.
Sedangkan pendapat yang lain mengatakan bahwa saat itu adalah antara
waktu ‘ashar dan magrib, pendapat ini berdasarkan beberapa keterangan
yang disebutkan dalam hadits diantaranya hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Nasaai dan lainnya dari sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallohu
anhuma dari Rasulullah shallallohu alaihi wasallam beliau
bersabda(artinya), “Hari Jumat 12 jam, padanya suatu waktu yang kapan
seorang hamba muslim berdoa padanya niscaya Allah akan memberikannya,
carilah waktu tersebut di penghujung hari Jumat setelah shalat Ashar”.
Hadits ini dishahihkan oleh Imam Hakim, Adz Dzahabi, Al Mundziri dan
Al Albani serta dihasankan oleh Al Hafizh Ibnu Hajar. Pendapat ini yang
dipilih oleh banyak ulama diantaranya sahabat yang mulia Abdullah bin
Salam radhiyallohu anhu, Ishaq bin Rahuyah,Imam Ahmad dan Ibn Abdil
Barr. Imam Ahmad menjelaskan, “Kebanyakan hadits yang menjelaskan waktu
tersebut menyebutkan ba’da ashar…”
DI WAKTU LAPANG
Barangsiapa yang menginginkan doanya dikabul Allah ketika ia dalam
kesulitan, maka hendaklah ia memperbanyak doa di waktu lapangnya (Hr.
Thirmidzi dan Hakim) Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah
Azza wa Jalla daripada doa ketika dalam keadaan lapang. (Hr. Hakim)
DI WAKTU SUJUD TERAKHIR DALAM SHALAT
Jarak yang paling dekat antara seorang hamba dengan Tuhannya ialah
ketika sujud. Maka perbanyaklah do’a (di waktu itu). (Hr. Muslim)
DIAWALI DENGAN ASMAUL HUSNA
serulah Allah atau serulah Arrahman. Dengan nama yang mana saja kamu
seru (adalah boleh) karena Dia mempunyai nama-nama yang terbaik dan
janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah
merendahkannya, dan carilah jalan tengah diantara keduanya itu. (al
isra,17 : 110)
DIAWALI DENGAN ISMUL A’ZHAM
Nabi Saw lewat di depan seorang yang bernama Abu ‘Iyasy Zaid bin Shamit
az Zuraqiy yang sedang shalat. Ia berdo’a : Ya Allah, aku memohon
kepadaMu, karena sesungguhnya bagiMu puja dan puji, tiada Tuhan
selainMu, wahai yang Maha Pemberi, yang menjadi harapan, Yang Mencipta
langit dan bumi, yang Maha Luhur dan Maha Mulia. Kemudian rasulullah
bersabda engkau telah memohon kepada Allah dengan menggunakan
nama-namaNya yang Maha Agung yang bilamana dimohonkan dengan
nama-namaNya itu akan dikabulkan dan jika dimintai dengannya juga akan
diberi (Hr. Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud, Nasai dan lain-lain)
DIAWALI DENGAN KALIMAT TAUHID
Barangsiapa berdo’a dengan kalimat-kalimat yang lima, apa pun
permintaannya akan diberi. Kalimat itu ialah: laa ilaaha illallahu
wallaahu akbaru, laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalahu, lahul
mulku walahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qadiirun, laa ilaaha
illallaahu wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah. (Hr. Tirmidzi)
DIAWALI DENGAN ARHAMARR RAAHIMIIN
Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat yang mewakili-Nya bagi barangsiapa
yang berdo’a dengan berkata: Yaa arhamarraahimiin. Maka siapa saja yang
menyebutnya 3 kali, maka menjawablah malaikat itu: Sesungguhnya Allah
arhamarraahimiin telah (berkenan) mengabulkan permohonanmu. Maka
mintalah kepadaNya. (Hr. Hakim)
YAKIN AKAN DIPENUHI
Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla berfirman : “Aku akan mengikuti
persangkaan hambaKu kepadaKu. dan Aku selalu menyertainya apabila ia
berdo’a kepadaKu.” (Hr. Bukhari dan Muslim)
RENDAH HATI DENGAN SUARA LEMBUT
Berdo’alah kepada Tuhanmu dengan berendah hati dan suara lembut.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampau batas. (Q.S,
al A’raf, 7:55)
DENGAN RASA TAKUT DAN PENUH HARAP
dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdo’alah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan
dikabulkan) dan berharap (akan diterima). Sesungguhnya rahmat Allah amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (Q.S. al A’raf, 7:56)
MENDOAKAN ORANG LAIN TANPA DIKETAHUINYA
Doa seorang muslim untuk saudaranya (sesama muslim) dari tempat yang jauh (tanpa diketahuinya) akan dikabulkan. (Hr. Muslim)
DOA ORANG YANG DIZHALIMI
Takutlah akan do’a orang yang dizhalimi, karena do’a itu akan diangkat
ke atas dan Allah berfirman : Demi kemuliaan dan keagunganKu, Aku pasti
menolongmu, walau sesudah beberapa saat. (Hr. Thabrani)
DOA PEMIMPIN YANG ADIL DAN ORANG YANG BERPUASA
Tiga golongan tidak akan ditolak do’a mereka: orang yang berpuasa, pemimpin yang adil, dan orang yang teraniaya. (Hr. Tirmidzi)
DIULANG 3 KALI
Adalah Nabi as apabila ia mendo’a, ia mendo’a tiga kali, dan apabila ia meminta, juga memintanya 3 kali. (Hr. Muslim)
DOA BUKAN UNTUK KECELAKAAN
Janganlah kau berdo’a untuk kerusakan dirimu, anakmu, pembantumu, jangan
minta kepada Allah kerusakan, karena mana tahu sewaktu kamu minta maka
Allah mengabulkannya bagimu. (
Hr.uslim, Abu Daud dan Ibnu Khuzaimah)
BUKAN UNTUK DOSA, MEMUTUSKAN SILATURAHMI DAN JANGAN TERGESA-GESA
Senantiasa diterima do’a seorang hamba Allah apabila ia tidak berdo’a
untuk berbuat dosa atau memutuskan silaturahmi, asal saja tidak
dilakukan dengan tergesa-gesa : ‘Apakah yang dimaksud dengan
tergesa-gesa?’ Rasul menjawab: “Seseorang berkata:”Aku telah
berulangkali berdo’a tetapi tidak juga kulihat dikabulkan’. Ia merasa
rugi dan lesu sampai ia meninggalkan do’anya.” (Hr. Muslim dan Tirmizi).
Segala puji bagi Allah SWT, sholawat serta salam semoga tetap
terlimpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, shahabat, keluarga
serta orang-orang yang masih berittiba’ (mengikuti) kepada beliau
sampai hari kiamat.
Semoga Bermanfaat
Allahu A’alm.