Pages

Like Facebook

Sunday 2 April 2017

Ujian Istiqamah


Pernah suatu kali ‘Alqamah bertanya kepada Aisyah, _“Wahai Ummul Mukminin, bagaimana amal Rasulullah? Apakah beliau memiliki hari-hari khusus (untuk memaksimalkan amal)?”_
Beliau menjawab, _“Tidak, amal yang beliau lakukan adalah amalan yang rutin.” (HR Bukhari)._
Nabi bersabda, _“Tiada seorangpun yang memiliki kebiasaan shalat malam, lalu suatu kali ia tertidur (sehingga tidak mengerjakannya), melainkan Allah akan mencatat untuknya pahala shalat malam (seperti biasanya), dan tidurnya itu sebagai sedekah Allah atasnya.” (HR an-Nasa’i)._
Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah berkata, _“Pahala tersebut diberikan kepada orang yang terbiasa melakukan ketaatan, lalu suatu kali terhalang melakukannya (karena sakit atau safar). Andai saja tak ada penghalang, niscaya ia akan melakukan apa yang menjadi rutinitasnya itu.”_
Sesungguhnya hati memiliki masa-masa rajin dan tekun (nasyath), sehingga amal shalih bisa dilakukan secara optimal.
Akan tetapi ada kalanya hati mengalami masa lelah, jeda (fathrah) atau bahkan cenderung bosan. Pada saat itulah istiqamah seseorang diuji. Pada titik tertentu, semua itu masih bersifat manusiawi. Karena tak ada manusia yang terbebas dari kelelahan dan kebosanan. Maka ia masih dalam kondisi aman selagi di masa lelahnya itu tetap berada di dalam sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam. Ia bisa memperlambat jalannya, atau bahkan istirahat sejenak, akan tetapi jangan sekali-kali kemudian menyeberang ke jalan yang lain. Ia boleh mengambil batas minimal amal, akan tetapi jangan sampai memilih jalan sesat yang bertentangan dengan sunnah.
Ujian lain dari jalan istiqamah adalah bergeser dari garis lurus yang ditetapkan. Seperti dijelaskan di edisi EP sebelumnya, bahwa jalan istiqamah adalah jalan yang lurus, tidak berkelok ataupun berbelok, tepat di atas jalan yang Allah gariskan. Akan tetapi, setinggi apapun tingkat takwa manusia, selain Nabi tidaklah maksum. Ada kalanya ia terpeleset, atau bergeser dari jalan yang lurus. Seperti hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Anas bin Malik, _“Setiap Bani Adam memiliki kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang bertaubat.”_
❄Namun seorang yang konsisten di jalan istiqamah akan segera tersadar akan kesalahannya. Ia tidak akan meneruskan di jalan yang menyimpang. Ia tahu, sedikit saja penyimpangan di awal, jika diteruskan perjalanan niscaya titik akhir dari perjalanannya akan jauh dari finish jalan kebenaran. Maka begitu ia sadar akan jalannya yang menyimpang, Iapun akan segera bertaubat, berusaha mendekat dan kembali menapaki jalan yang lurus.
Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,
سَدِّدُوا وَقَارِبُوا
❄ _“Berbuatlah yang lurus, dan berusahalah senantias mendekat…” ( HR Bukhari)._
Makna dari _‘saddiduu'_ yakni hendaklah kalian berusaha sebisa mungkin selalu menepati kebenaran, sedangkan makna _‘qaaribuu’_ adalah mendekatlah kepada apa yang diperintahkan kepadamu.
Semoga Allah memudahkan kita menapaki jalan istiqamah, aamiin.
و الله المستعان...
✨==========✨✨=========✨

0 comments:

Post a Comment